Harapan masyarakat
Gapuk yang menginginkan suatu sistem musyawarah dalam pemilihan pemimpin atau
jabatan yang berlandaskan Al Qur’anul
Karim dalam kehidupan bermasyarakat semakin jauh, hal ini di sebabkan oleh
egoisme dan taklid buta masyarakat awam terhadap orang yang ditokohkan apalagi
kalau sudah menyandang gelas Ustadz.
Perkembangan
masyarakat Gapuk yang semakin hari sumber daya manusianya(SDM) semakin baik
yang di tunjukkan dengan semakin banyaknya generasi muda Gapuk yang melanjutkan
kuliah di perguruan tinggi baik di lombok maupun di pulau Jawa dan letak Lingkungan
Gapuk yang berada di perkotaan, maka sangat wajar bila generasi sekarang ini mengharapkan
sistem pemilihan secara musyawarah bukan sistem tunjuk-tunjukan apalagi sistem
warisan baik untuk Jabatan Penghulu, Kepala Lingkungan dan Pengurus Masjid.
Dari ketiga
jabatan di atas, hanya jabatan Penghulu yang masih menggunakan sistem tunjuk
dan yang menunjuk itupun Cuma satu orang yaitu ketua Pengurus Masjid. Penunjukan
penghulu di lakukan pada saat sholat Jum’at di Masjid At Takrim Gapuk. Tanggapan
masyarakat waktu itu ada yang pro, kontra dan netral. Yang netral paling banyak
karena mereka tidak mau ambil pusing dengan urusan seperti itu. Namun sebagai
orang yang berpendidikan seharusnya sadar sendiri masak cuma jabatan penghulu
masjid harus di tunjuk oleh satu orang bukan oleh masyarakat?
Untuk membuat
kesan agar jabatan penghulu itu syah dan di restui oleh masyarakat maka
mengalirlah karangan sebuah cerita dari mulut ke mulut kalau jabatan penghulu telah
diwariskan untuk putra penghulu yang dulu(emangnya jabatan penghulu itu seperti
kerajaan yang bisa diwariskan?? Haha). Mendengar jabatan penghulu yang di
wariskan membuat kita akan tertawa terpingkal-pingkal sambil kentut, hari gini
koq masih ada jabatan yang diwariskan??? Dah kuno bro!!
Memang sebaiknya
suatu jabatan itu bukan di dapat karena ada warisan dari orang tua(kecuali
orang tua yang membentuk penghulu di tanahnya sendiri dengan warga keturunannya
sendiri juga) atau karena di tunjuk oleh satu orang masyarakat Gapuk. Kita yang
mengerti sekidit tentang agama seharusnya mencoba dan meneladani bagaimana
sistem pemilihan empat khalifah yang terkenal itu. Keempat Khalifah di pilih
dengan sistem musyawarah bukan karena ada warisan atau karena penunjukan oleh
satu orang tapi hasil musyawarah kaum muslim. Itulah sistem islam yang
sejatinya yang harus kita ikuti bukan sistem kerajaan….
Semoga tulisan
ini bisa kita ambil hikmahnya agar kelak tidak terjadi lagi dalam pemilihan
jabatan di masyarakat Gapuk dengan
mengatas namakan warisan atau sistem tunjuk-tunjukan kayak anak kecil. Aamiin.
No comments:
Post a Comment