Ketenangan malam
ahad(20/10/2012) sekitar jam 10.30 WITA di Lingkungan Gapuk kembali terusik dengan adanya perkelahian
antar kampung yang ada di kelurahan Dasan Agung Mataram. Perkelahian ini
tepatnya terjadi di antara perbatasan Lingkungan Pejeruk dengan Lingkungan Gapuk
tapi yang berkelahi bukanlah warga Pejeruk dengan warga Gapuk melainkan antara oknum
gerombolan pemuda Otak Desa dengan pemuda Lingkungan Gapuk.
Awal kejadian
ini menurut saksi dari pemuda Lingkungan Gapuk yang di wawancarai oleh pihak
polisi mengatakan bahwa ketika saksi sedang duduk-duduk di sebelah barat bank
BNI, dia melihat ada orang di sebelah timurnya di pukul sama pemuda otak
desa(saksi menyebut nama pelaku), orang yang dipukul ini kemudian duduk di
samping saksi, pemuda dari Otak Desa ini menghampiri saksi dan kemudian saksi
bertanya: “ ada apa ini?”, pemuda Otak Desa ini bukannya memberikan jawaban
terhadap pertanyaan dari saksi tapi
langsung memberikan bogem mentah kepada saksi.
Melihat gelagat
yang tidak baik ini, saksi langsung melarikan diri menuju ke perempatan Dasan Agung. Kemudian
saksi berdiri di perempatan tersebut. Entah bagaimana tiba-tiba gerombolan Otak
Desa ini keluar sambil membawa kayu, bambu dan lain-lain sambil kembali
mengejar saksi sampai di Lingkungan Gapuk. Di perbatasan Pejeruk dengan Gapuk
ini ada seorang yang di keroyok di tengah jalan oleh gerombolan Otak Desa ini. Tidak
puas dengan memukul orang lain, gerombolan Otak Desa mengejar saksi sampai
masuk di Lingkungan Gapuk. Di lingkungan Gapuk ini, gerombolan Otak Desa
merusak Mobil yang salah satunya milik
saudari Andri dan merusak kaca jendela rumah saudara Hadi. Korban yang
mengalami kerugian ini masih bersaudara (andri dan hadi).
Karena di
jalan lingkungan Gapuk masih sepi dan tenang akibat malam minggu dan warga
banyak yang menonton acara TV di rumah, otomatis ketika penyerangan yang
dilakukan gerombolan Otak Desa ini nyaris tidak terjadi perlawanan oleh warga
kecuali yang dilakukan oleh saudara Jaya. Pemuda ini keluar begitu tahu ada
keributan dan melihat ada temannya yang di kejar, secara refleks dia menghadang
gerombolan Otak Desa ini sendirian. Dengan menggunakan kayu seadanya, jaya
melawan gerombolan Otak Desa semampunya dan dalam duel 1 melawan gerombolan
Otak Desa ini, kepala saudara jaya kena hantaman bambu dan kepalanya mengalami
pendarahan dan gerombolan dari Otak Desa juga ada yang terkena.
Mendengar adanya
keributan di jalan, otomatis warga yang lagi asyik menonton TV dan tertidur
menjadi terbangun dan berhamburan keluar menuju jalan. Dan perlawanan pun
terjadi di lakukan oleh warga Lingkungan Gapuk, melihat adanya perlawanan warga
Gapuk, gerombolan Otak Desa ini lari kocar kacir sambil terkentut-kentut sampai
di Lingkungan Otak Desa.
Tidak berapa
lama, pihak polisi pun datang menjaga keamanan dengan mendekatai konsentrasi
warga Lingkungan Gapuk. Hal ini
dilakukan oleh polisi karena kuatir akan terjadi aksi balas dendam oleh warga
Lingkungan Gapuk. Tidak berapa lama, Puluhan polisi hura-hara datang sambil
membawa tongkat dan tameng. Polisi huru-hara ini kemudian menghalau kerumunan
warga Gapuk yang memenuhi ruas jalan agar jangan berkumpul di tengah jalan. Dan
kerumunan warga Gapukpun beralih ke pinggir jalan tapi begitu melihat situasi
semakin ramai walaupun berkumpul di pinggir jalan, pihak polisi kemudian
membubarkan kerumunan warga agar kembali kerumah masing-masing. Tidak boleh ada
yang di jalan termasuk penulis sendiri yang mengambil foto pengusiran warga ini
di dekati oleh seorang polisi yang berpakaian preman kemudian menanyakan kepada
penulis: “untuk apa mengambil foto?” penulis jawab:”untuk pribadi”, mendengar
jawaban penulis, polisi tersebut malah mengajak penulis untuk memotret kegiatan
pengusiran warga ini. Ini sebuah isyarat, dari pada menjadi masalah mending
masuk rumah nulis kejadiann ini untuk di postkan ke blog.:)
Mudah-mudahan
peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh gerombolan pemuda Otak Desa ini
adalah yang terakhir terjadi karena sekitar awal tahun 2000-an tepatnya ketika
bulan Maulid telah terjadi peristiwa seperti ini. Warga Gapuk sebenarnya cinta damai
tapi kalau warga Gapuk yang tidak bersalah di serang sampai masuk ke wilayah
Lingkungan Gapuk, maka warga Gapuk pun akan melawan sekuat tenaga. Warga Gapuk ibarat sebuah
lebah, kalau ketentraman warga Gapuk di usik maka warga Gapuki akan kembali mengusik orang
yang mengusik. Seperti hukum Newton ke-3:” setiap aksi ada reaksi”.
Trimakasih kami
sampaikan buat bapak polisi yang langsung tanggap datang mengamankan situasi
dan semoga kelurahan Dasan Agung kembali aman, damai dan tenang. Segenap warga Kelurahan Dasan Agung seharusnya MALU DONK AMA WALIKOTA MATARAM, beliau seorang tokoh yang harusnya di hormati dan untuk itu mari kita stop kekerasan dan tawuran di Kelurahan Dasan Agung tercinta ini. DAMAI ITU INDAH BRO...
No comments:
Post a Comment