Sunday, October 21, 2012

Tidak Ada Hujan Tidak Ada Angin, Pemuda Otak Desa Berulah Di Gapuk


 
Ketenangan malam ahad(20/10/2012) sekitar jam 10.30 WITA di Lingkungan Gapuk kembali terusik dengan adanya perkelahian antar kampung yang ada di kelurahan Dasan Agung Mataram. Perkelahian ini tepatnya terjadi di antara perbatasan Lingkungan Pejeruk dengan Lingkungan Gapuk tapi yang berkelahi bukanlah warga Pejeruk dengan warga Gapuk melainkan antara oknum gerombolan pemuda Otak Desa dengan pemuda Lingkungan Gapuk.


Awal kejadian ini menurut saksi dari pemuda Lingkungan Gapuk yang di wawancarai oleh pihak polisi mengatakan bahwa ketika saksi sedang duduk-duduk di sebelah barat bank BNI, dia melihat ada orang di sebelah timurnya di pukul sama pemuda otak desa(saksi menyebut nama pelaku), orang yang dipukul ini kemudian duduk di samping saksi, pemuda dari Otak Desa ini menghampiri saksi dan kemudian saksi bertanya: “ ada apa ini?”, pemuda Otak Desa ini bukannya memberikan jawaban terhadap pertanyaan dari saksi tapi  langsung memberikan bogem mentah kepada saksi.

Melihat gelagat yang tidak baik ini, saksi langsung melarikan diri menuju ke perempatan Dasan Agung. Kemudian saksi berdiri di perempatan tersebut. Entah bagaimana tiba-tiba gerombolan Otak Desa ini keluar sambil membawa kayu, bambu dan lain-lain sambil kembali mengejar saksi sampai di Lingkungan Gapuk. Di perbatasan Pejeruk dengan Gapuk ini ada seorang yang di keroyok di tengah jalan oleh gerombolan Otak Desa ini. Tidak puas dengan memukul orang lain, gerombolan Otak Desa mengejar saksi sampai masuk di Lingkungan Gapuk. Di lingkungan Gapuk ini, gerombolan Otak Desa merusak Mobil yang salah satunya  milik saudari Andri dan merusak kaca jendela rumah saudara Hadi. Korban yang mengalami kerugian ini masih bersaudara (andri dan hadi).

Karena di jalan lingkungan Gapuk masih sepi dan tenang akibat malam minggu dan warga banyak yang menonton acara TV di rumah, otomatis ketika penyerangan yang dilakukan gerombolan Otak Desa ini nyaris tidak terjadi perlawanan oleh warga kecuali yang dilakukan oleh saudara Jaya. Pemuda ini keluar begitu tahu ada keributan dan melihat ada temannya yang di kejar, secara refleks dia menghadang gerombolan Otak Desa ini sendirian. Dengan menggunakan kayu seadanya, jaya melawan gerombolan Otak Desa semampunya dan dalam duel 1 melawan gerombolan Otak Desa ini, kepala saudara jaya kena hantaman bambu dan kepalanya mengalami pendarahan dan gerombolan dari Otak Desa juga ada yang terkena.

Mendengar adanya keributan di jalan, otomatis warga yang lagi asyik menonton TV dan tertidur menjadi terbangun dan berhamburan keluar menuju jalan. Dan perlawanan pun terjadi di lakukan oleh warga Lingkungan Gapuk, melihat adanya perlawanan warga Gapuk, gerombolan Otak Desa ini lari kocar kacir sambil terkentut-kentut sampai di Lingkungan Otak Desa.

Tidak berapa lama, pihak polisi pun datang menjaga keamanan dengan mendekatai konsentrasi warga Lingkungan Gapuk.  Hal ini dilakukan oleh polisi karena kuatir akan terjadi aksi balas dendam oleh warga Lingkungan Gapuk. Tidak berapa lama, Puluhan polisi hura-hara datang sambil membawa tongkat dan tameng. Polisi huru-hara ini kemudian menghalau kerumunan warga Gapuk yang memenuhi ruas jalan agar jangan berkumpul di tengah jalan. Dan kerumunan warga Gapukpun beralih ke pinggir jalan tapi begitu melihat situasi semakin ramai walaupun berkumpul di pinggir jalan, pihak polisi kemudian membubarkan kerumunan warga agar kembali kerumah masing-masing. Tidak boleh ada yang di jalan termasuk penulis sendiri yang mengambil foto pengusiran warga ini di dekati oleh seorang polisi yang berpakaian preman kemudian menanyakan kepada penulis: “untuk apa mengambil foto?” penulis jawab:”untuk pribadi”, mendengar jawaban penulis, polisi tersebut malah mengajak penulis untuk memotret kegiatan pengusiran warga ini. Ini sebuah isyarat, dari pada menjadi masalah mending masuk rumah nulis kejadiann ini untuk di postkan ke blog.:) 

Mudah-mudahan peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh gerombolan pemuda Otak Desa ini adalah yang terakhir terjadi karena sekitar awal tahun 2000-an tepatnya ketika bulan Maulid telah terjadi peristiwa seperti ini. Warga Gapuk sebenarnya cinta damai tapi kalau warga Gapuk yang tidak bersalah di serang sampai masuk ke wilayah Lingkungan Gapuk, maka warga Gapuk pun akan melawan sekuat tenaga. Warga Gapuk ibarat sebuah lebah, kalau ketentraman warga Gapuk di usik maka warga Gapuki akan kembali mengusik orang yang mengusik. Seperti hukum Newton ke-3:” setiap aksi ada reaksi”.

Trimakasih kami sampaikan buat bapak polisi yang langsung tanggap datang mengamankan situasi dan semoga kelurahan Dasan Agung kembali aman, damai dan tenang. Segenap warga Kelurahan Dasan Agung seharusnya MALU DONK AMA WALIKOTA MATARAM, beliau seorang tokoh yang harusnya di hormati dan untuk itu mari kita  stop kekerasan dan tawuran di Kelurahan Dasan Agung tercinta ini. DAMAI ITU INDAH BRO...
 

No comments:

Post a Comment