Gambar 1. Bagan yang menggambarkan kemiripan dalam hal penampilan antara
lintah dan embrio manusia pada fase 'alaqah. (Dari Human Development as
Described in the Quran and Sunnah, Moore dkk. hal. 37. Digubah dari Integrated
Principles of Zoology, Hickman dkk. Gambar embrio dari The Developing Human,
Moore dan Persad, ed. 5, hal. 73)
Gambar 2. Kita dapat melihat pada bagan ini bagaimana embrio pada fase 'alaqah bergantung dan menempel di dalam rahim (uterus) sang ibu. (The Developing Human, Moore dan Persaud, ed 5, hal 66)
Gambar 3. Pada fotomikrograf ini kita dapat melihat bergantungnya embrio (panah
B) pada fase 'alaqah (sekitar umur 15 hari) di dalam rahim sang ibu. Ukuran
sebenarnya dari embrio ini adalah sekitar 0.6 mm. (The Developing Human, Moore,
ed. 3, hal. 66, dari Histology, Leeson dan Leeson)
Gambar 4. Bagan sistem peredaran darah primitif pada embrio dalam fase 'alaqah.
Penampilan luar dari embrio dan kantungnya mirip dengan gumpalan darah karena
adanya darah yang relatif banyak di dalam embrio. (The Developing Human, Moore,
ed. 5, hal. 65)
Di dalam al Qur'an Allah menurunkan beberapa ayat tentang perkembangan
embrio manusia.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Al Qur'an, 23:12-14)
Secara bahasa, kata bahasa arab 'alaqah mempunyai tiga makna: 1.
lintah, 2. sesuatu yang menempel/tergantung, dan 3. gumpalan darah.
Jika kita membandingkan sebuah lintah dengan embrio pada fase
'alaqah, kita akan menemukan kemiripan di antara keduanya, sebagaimana terlihat
dalam gambar 1. Selain itu, sang embrio pada fase ini memperoleh makanan
melalui aliran darah dari ibunya, mirip dengan lintah yang menghisap darah dari
makhluk lain.
Makna ke dua dari kata 'alaqah adalah sesuatu yang menempel/tergantung.
Hal ini dapat kita lihat dalam gambar 2 dan 3, di mana embrio pada fase
'alaqah, menggantung dan menempel pada rahim sang ibu.
Makna ke tiga dari kata 'alaqah adalah gumpalan darah. Kita dapat
melihat bahwa tampilan luar dari embrio dan kantungnya pada saat fase 'alaqah
sangat mirip dengan darah yang menggumpal. Hal ini disebabkan oleh kehadiran
darah yang relatif banyak selama fase ini (lihat gambar 4). Pun pada fase ini,
darah di dalam embrio belum mengalami sirkulasi hingga akhir minggu ke tiga.
Dengan demikian, embrio pada fase ini memang mirip gumpalan darah.
Jadi, tiga makna dari kata 'alaqah secara akurat amat bersesuaian dengan
keaadaan embrio pada fase 'alaqah.
...
Bagaimana bisa Nabi Muhammad mengetahui semua rincian ini lebih dari 1400
tahun yang lalu? Padahal para ilmuwan baru bisa mengetahui hal tersebut di masa
moderen ini dengan bantuan peralatan mutakhir dan mikroskop yang amat kuat?
Hamm dan Leeuwenhoek adalah ilmuwan pertama yang mengamati sel sperma manusia
(spermatozoa) melalui mikroskop di tahun 1677 (lebih dari 1000 tahun setelah
jaman Nabi Muhammad). Mereka berdua secara salah menganggap bahwa sel sperma
mengandung manusia mini yang akan tumbuh ketika ia dibenihkan ke dalam kelamin
wanita.
Di tahun 1981, dalam Konferensi Kedokteran Ke Tujuh di Dammam, Arab Saudi,
Profesor Moore berkata: "Adalah sebuah kehormatan tersendiri bagi saya
untuk bisa membantu memperjelas pernyataan Al Qur'an tentang perkembangan
manusia. Sangat jelas bagi saya bahwa pernyataan tersebut tentulah sampai
kepada Nabi Muhammad dari Allah, karena hampir semua pengetahuan mengenai hal
ini baru ditemukan berabad-abad kemudian. Hal ini membuktikan kepada saya bahwa
Nabi Muhammad tentulah merupakan Utusan Allah.
Kemudian, Profesor Moore ditanya: "Apakah ini berarti bahwa anda
mempercayai Al Qur'an merupakan firman Allah?" Ia menjawab: "Saya
tidak keberatan untuk menerima hal tersebut."
Untuk melihat video komentar sang profesor silakan klik tautan berikut ini:
(Bahasa Inggris, format RealPlyer)
Sumber http://www.al-habib.info
No comments:
Post a Comment